NEWS INFO

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat :D "Salam Kenal"

Selasa, 16 Juni 2015

MOTIVASI BERPRESTASI

A.           Pengertian Motivasi Berprestasi
Motif berprestasi merupakan sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain (Hall dan Lindzey). Sedangkan motivasi berprestasi itu sendiri merupakan motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain (Mc Clelland dan Heckhausen). Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi mempunyai motif untuk meraih sukses.
Enam sifat individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut Heckhausen antara lain :
1.        Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan prestasi.
2.        Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan.
3.        Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
4.        Tidak suka membuang-buang waktu.
5.        Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada simpati.
6.        Lebih tangguh dalam suatu tugas.

B.            Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :
1.        Inteligensi.
Adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk berprestasi.
2.        Kebutuhan dan Pendidikan.
Tingkat pendidikan serta variasi, macam keilmuan yang dikuasai akan melatarbelakangi sikap hidup, konsep diri dan perilaku seseorang dalam menghadapi macam dan tingkat kebutuhan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar individu dalam kehidupan sehari-hari. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau diperolehnya baik secara teoritis maupun praktis.

C.           Landasan Motivasi Berprestasi
Di dalam kehidupan kewirausahaan pengenalan terhadap diri sendiri, baik yang menyangkut kekuatan maupun kelemahan dari seorang wirausahawan sangat penting. Dengan mengenal akan gambaran dirinya, seorang wirausahawan dapat mengerti secara persis potensi yang sebenarnya ada dan terkandung dalam diri seorang wirausahawan akan memberikan dorongan yang kuat dalam mencapai tujuan usaha yang telah diterapkan.
Menganalisis dan berusaha memahami kekuatan dan kelemahan diri dan upaya melakukan hal-hal yang perlu ditingkatkan merupakan modal dasar bagi seorang wirausahawan. Mereka yang berhasil dalam usahanya sehingga mampu membesarkan perusahaannya pasti memahami segala kekuatan dan kelemahan diri mereka.
Semakin yakin seseorang dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Keyakinan dapat meraih prestasi mampu mengakal berbagai kemungkinan buruk yang mengarahkan seseorang ke dalam jurang kegagalan. Pribadi seorang wirausahawan yang memiliki keyakinan mampu meraih prestasi optimal adalah pribadi wirausahawan yang antara lain :
1.        Perilakunya berorientasi pada tindakan serta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengambil risiko guna mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan.
2.        Ia mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada padanya secara positif dan secara konsisten berupaya mengurangi berbagai kelemahan yang ada.
3.        Ia mempunyai prilaku yang agresip dalam mengejar tujuan usahanya, dengan kata lain perilakunya berorientasi pada tujuan dan hasil.
4.        Mau belajar dari pengalaman dan menjalankan usahanya dari waktu ke waktu.
5.        Memupuk dan mengembangkan pribadinya secara terus-menerus.

Setiap wirausahawan yang menghendaki prestasi optimal harus membentuk dirinya menurut gambaran yang diinginkannya. Gambaran kepribadian seorang wirausahawan yang berprestasi tidak datang begitu saja, ia bukan anugerah tetapi lebih merupakan keadaan perilaku yang terus menerus berproses, dapat dipelajari dan dikembangkan. Keberhasilan dan kegagalan merupakan serangkaian pengalaman dari praktik bisnis yang harus dihadapi supaya seorang wirausahawan dapat mawas diri.
Mengungkapkan motivasi berprestasi pada diri seorang wirausahawan adalah hal yang cukup sulit. Meskipun demikian, motivasi berprestasi seorang wirausahawan itu mencerminkan cara berfikir dan berperilaku dalam rangka pencapaian aspirasi dan aktualisasi diri. Untuk itu, seorang wirausahawan harus mengembangkan cara berfikir dan berperilaku positif.
Sikap positif seorang wirausahawan ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1.        Selalu menggunakan fikiran secara produktif.
2.        Bergaul dengan orang yang berfikiran dan bertindak bisnis.
3.        Fleksibel terhadap gagasan dan ide.
4.        Dapat menyelesaikan konflik mental secepat mungkin.
5.        Mampu mengambil keputusan dalam suasana stress.
6.        Dapat mengubah lingkungan ke arah yang lebih positif.
Sejumlah aspek yang menyangkut sikap positif seorang wirausahawan sebagaimana disebutkan diatas dapat membantu mengembangkan prestasi diri yang pada gilirannya akan sangat membantu wirausahawan dalam menjalankan usahanya.

D.           Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan
Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan, dengan kata lain motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Hal ini berarti motivasi berprestasi sangat diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan memiliki motivasi berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan mampu berpikir inovatif, dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi) dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya.
Contohnya seorang wirausahawan konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya. Pada awalnya dia memulai usaha konveksi busana muslim anak-anak terbatas hanya di daerah sekitar tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana muslim dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya modal yang dimiliki dan kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan busana muslim anak-anak tersebut di luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini mulai berubah ketika dia mendapatkan pesanan baju busana musim dari luar daerah tempat tinggalnya. Peristiwa ini mampu menumbukan motivasi berprestasi pada pengusaha tersebut yang pada akhirnya mendorongnya untuk mengajukan pinjaman di bank untuk mengajukan usahanya. Tidak berhenti sampai di situ, wirasahawan tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk mengembangkan motif dan model produk busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut telah mampu memasarkan produknya ke kota-kota besar di Pulau Jawa. (“Program Hidup Ini Indah” Trans TV, 2009)
Pengembangan motiasi berprestasi dalam rangka mengembangkan mental kewirausahaan akan menghasilan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi dapat memberikan dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada usaha di masa datang.
Wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, pada umumnya memiliki ciri-ciri :
·           Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesuliatan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
·           Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau kegagalan
·           Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi 
·           Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan 
·           Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

E.            Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha
Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Karena dengan memiliki motivasi berprestasi akan menumbuhkan inovatif, kreatif, serta semangat untuk memajukan usaha yang dikelola. Beberapa cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain : 
·           Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat memaksa. Pada awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode ini sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/pelatih kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.
·           Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan.
·           Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi ini akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan.
·           Belajar dari konsep 3M
Ø Mulai dari yang kecil
Ø Mulai dari diri-sendiri
Ø Mulai saat ini juga
F.            Pengembangan Motivasi Berprestasi
Apabila suatu kegiatan usaha diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, maka bekerja dan berusaha adalah sesuatu yang lumrah dan wajar. Karena tidak ada seorang pun diantara kita yang sanggup mencapai sesuatu tanpa usaha. Kini yang menjadi permasalahan adalah sejauh mana seseorang sanggup menampilkan usaha kerja terbaik yang tercermin pada prestasi kerja yang optimal.
Untuk menjelaskan hal ini perlu melihat pada faktor yang mempengaruhi prestasi dan kinerja seseorang. Ada dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh seseorang apabila ingin berprestasi optimal, yaitu :


1.        Kemampuan (Competence)
Kemampuan wirausahawan ini menyangkut kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi. Seorang wirausahawan dianggap berkemampuan secara manajerial apabila ia menguasai bagaimana merencanakan, mengoptimalkan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengendalikan bidang usaha yang dijalaninya. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
Sedangkan kemampuan yang menyangkut teknis produksi adalah kemampuan untuk menguasai cara, prosedur, maupun teknik pengerjaan suatu produk baik barang maupun jasa. Wirausahawan yang memiliki kemampuan teknis produksi lebih mudah menggerakan sumber daya (resources) yang ada guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
2.        Kemauan (Willingness)
Seorang wirausahawan yang telah memiliki dan menguasai kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi bisa tidak berarti bila ia tidak memiliki “kemauan” untuk menjalankannya. Antara kemauan dan kemampuan haruslah berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan keduanya secara resultant akan mendorong diri seorang wirausahawan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kemauan berprestasi sering disebut juga sebagai motivasi, dari kata dasar “motive” yang diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai tujuan tertentu.
Untuk mengenal lebih dekat tentang pribadi dan berbagai motif yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang terutama seorang wirausahawan, baik kita mencoba mengikuti program pelatihan pengembangan motivsi berprestasi motivasi maupun yang dikembangkan oleh David C. Mc. Clelland dari Harvard University Amerika. Metode yang digunakan adalah metode belajar melalui pengalaman, artinya bila Anda ingin mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari pelatihan ini, Anda harus berminat besar untuk mengenal diri Anda sendiri serta berkeinginan untuk untuk mempelajari bagaimana cara meningkatkan motif berprestasi. Tujuannya agar Anda dapat memperbaiki dan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari hasil pribadi Anda sendiri.
Selama pelatihan berlangsung, instruktur akan menjadi partner Anda yang akan membantu Anda menggunakan buku dan bahan-bahan pelatihan. Instruktur akan membantu Anda menafsirkan pola pemikiran dan tindakan Anda sendiri, sehingga Anda bisa memperoleh informasi baru tentang diri anda.



Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Motivasi berprestasi sangat diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya, karena dengan memiliki motivasi berprestasi dalam manjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan mampu berfikir inovatif, dan kreatif.
2.      Beberapa cara untuk mengembangkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain:
·      Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat memaksa. Pada awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode ini sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya
·      Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan.
·      Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi ini akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan.
·      Belajar dari konsep 3M
Ø  Mulai dari yang kecil
Ø  Mulai dari diri sendiri

Ø  Mulai saat ini juga

0 komentar: