MOTIVASI BERPRESTASI
A.
Pengertian Motivasi
Berprestasi
Motif
berprestasi merupakan sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu
menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik,
mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing
melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain (Hall dan Lindzey).
Sedangkan motivasi berprestasi itu sendiri merupakan motif yang mendorong
individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi
dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya
sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain (Mc Clelland dan
Heckhausen). Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi mempunyai
motif untuk meraih sukses.
Enam sifat individu yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi menurut Heckhausen antara lain :
1.
Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang
berhubungan dengan prestasi.
2.
Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat
menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan.
3.
Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
4.
Tidak suka membuang-buang waktu.
5.
Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada simpati.
6.
Lebih tangguh dalam suatu tugas.
B.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :
1.
Inteligensi.
Adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk berprestasi.
Adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk berprestasi.
2.
Kebutuhan dan Pendidikan.
Tingkat pendidikan serta variasi, macam
keilmuan yang dikuasai akan melatarbelakangi sikap hidup, konsep diri dan
perilaku seseorang dalam menghadapi macam dan tingkat kebutuhan baik yang
berasal dari dalam diri maupun dari luar individu dalam kehidupan sehari-hari.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau diperolehnya baik secara teoritis
maupun praktis.
C.
Landasan Motivasi Berprestasi
Di dalam kehidupan kewirausahaan
pengenalan terhadap diri sendiri, baik yang menyangkut kekuatan maupun
kelemahan dari seorang wirausahawan sangat penting. Dengan mengenal akan
gambaran dirinya, seorang wirausahawan dapat mengerti secara persis potensi
yang sebenarnya ada dan terkandung dalam diri seorang wirausahawan akan
memberikan dorongan yang kuat dalam mencapai tujuan usaha yang telah diterapkan.
Menganalisis dan
berusaha memahami kekuatan dan kelemahan diri dan upaya melakukan hal-hal yang
perlu ditingkatkan merupakan modal dasar bagi seorang wirausahawan. Mereka yang
berhasil dalam usahanya sehingga mampu membesarkan perusahaannya pasti memahami
segala kekuatan dan kelemahan diri mereka.
Semakin yakin seseorang
dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin
bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Keyakinan dapat meraih prestasi
mampu mengakal berbagai kemungkinan buruk yang mengarahkan seseorang ke dalam
jurang kegagalan. Pribadi seorang wirausahawan yang memiliki keyakinan mampu meraih
prestasi optimal adalah pribadi wirausahawan yang antara lain :
1.
Perilakunya berorientasi pada tindakan serta memiliki
motivasi yang tinggi dalam mengambil risiko guna mencapai tujuan usaha yang
telah ditetapkan.
2.
Ia mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada
padanya secara positif dan secara konsisten berupaya mengurangi berbagai
kelemahan yang ada.
3.
Ia mempunyai prilaku yang agresip dalam mengejar tujuan
usahanya, dengan kata lain perilakunya berorientasi pada tujuan dan hasil.
4.
Mau belajar dari pengalaman dan menjalankan usahanya
dari waktu ke waktu.
5.
Memupuk dan mengembangkan pribadinya secara
terus-menerus.
Setiap wirausahawan
yang menghendaki prestasi optimal harus membentuk dirinya menurut gambaran yang
diinginkannya. Gambaran kepribadian seorang wirausahawan yang berprestasi tidak
datang begitu saja, ia bukan anugerah tetapi lebih merupakan keadaan perilaku yang terus menerus berproses,
dapat dipelajari dan dikembangkan. Keberhasilan dan kegagalan merupakan
serangkaian pengalaman dari praktik bisnis yang harus dihadapi supaya seorang
wirausahawan dapat mawas diri.
Mengungkapkan motivasi
berprestasi pada diri seorang wirausahawan adalah hal yang cukup sulit.
Meskipun demikian, motivasi berprestasi seorang wirausahawan itu mencerminkan
cara berfikir dan berperilaku dalam rangka pencapaian aspirasi dan aktualisasi
diri. Untuk itu, seorang wirausahawan harus mengembangkan cara berfikir dan
berperilaku positif.
Sikap positif seorang wirausahawan
ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1.
Selalu menggunakan fikiran secara produktif.
2.
Bergaul dengan orang yang berfikiran dan bertindak
bisnis.
3.
Fleksibel terhadap gagasan dan ide.
4.
Dapat menyelesaikan konflik mental secepat mungkin.
5.
Mampu mengambil keputusan dalam suasana stress.
6.
Dapat mengubah lingkungan ke arah yang lebih positif.
Sejumlah aspek yang
menyangkut sikap positif seorang wirausahawan sebagaimana disebutkan diatas
dapat membantu mengembangkan prestasi diri yang pada gilirannya akan sangat
membantu wirausahawan dalam menjalankan usahanya.
D.
Keterkaitan antara
Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan
Motivasi berkaitan dengan
suatu tujuan, dengan kata lain motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam
pencapaian prestasi. Hal ini berarti motivasi berprestasi sangat diperlukan
oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan
memiliki motivasi berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan
akan mampu berpikir inovatif, dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi
berprestasi) dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya.
Contohnya seorang wirausahawan
konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya. Pada awalnya dia memulai usaha konveksi
busana muslim anak-anak terbatas hanya di daerah sekitar
tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana
muslim dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya
modal yang dimiliki dan kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan
busana muslim anak-anak tersebut di luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini
mulai berubah ketika dia mendapatkan pesanan baju busana musim dari luar daerah
tempat tinggalnya. Peristiwa ini mampu menumbukan motivasi berprestasi pada
pengusaha tersebut yang pada akhirnya mendorongnya untuk mengajukan pinjaman di
bank untuk mengajukan usahanya. Tidak berhenti sampai di situ, wirasahawan
tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk mengembangkan motif dan
model produk busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut telah mampu
memasarkan produknya ke kota-kota besar di Pulau Jawa. (“Program Hidup Ini Indah”
Trans TV, 2009)
Pengembangan motiasi
berprestasi dalam rangka mengembangkan mental kewirausahaan akan menghasilan
manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi dapat
memberikan dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada
usaha di masa datang.
Wirausaha yang memiliki
motivasi ini selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, pada umumnya
memiliki ciri-ciri :
·
Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesuliatan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
·
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur
keberhasilan atau kegagalan
·
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
·
Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan
·
Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
E.
Cara Menumbuhkan Motivasi
Berprestasi dalam Berwirausaha
Motivasi berprestasi
sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Karena dengan memiliki motivasi
berprestasi akan menumbuhkan inovatif, kreatif, serta semangat untuk memajukan
usaha yang dikelola. Beberapa
cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain :
·
Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau
instruksi bersifat memaksa. Pada awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan
pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode ini sangat tepat
dilaksanakan oleh mentor/pelatih kepada orang yang ingin maju tetapi tidak
menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.
·
Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik,
sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang
keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk menumbuhkan motivasi
wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang
kewirausahaan.
·
Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk,
sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi ini akan lebih
baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahan
kewirausahaan.
·
Belajar dari konsep 3M
Ø Mulai dari yang kecil
Ø Mulai dari diri-sendiri
Ø Mulai saat ini juga
F.
Pengembangan Motivasi Berprestasi
Apabila suatu kegiatan
usaha diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu, maka bekerja dan berusaha adalah sesuatu yang lumrah dan wajar.
Karena tidak ada seorang pun diantara kita yang sanggup mencapai sesuatu tanpa
usaha. Kini yang menjadi permasalahan adalah sejauh mana seseorang sanggup
menampilkan usaha kerja terbaik yang tercermin pada prestasi kerja yang
optimal.
Untuk menjelaskan hal
ini perlu melihat pada faktor yang mempengaruhi prestasi dan kinerja seseorang.
Ada dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh seseorang apabila ingin
berprestasi optimal, yaitu :
1.
Kemampuan (Competence)
Kemampuan wirausahawan
ini menyangkut kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi. Seorang
wirausahawan dianggap berkemampuan secara manajerial apabila ia menguasai
bagaimana merencanakan, mengoptimalkan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
melaksanakan, serta mengendalikan bidang usaha yang dijalaninya. Kemampuan ini
dapat ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
Sedangkan kemampuan
yang menyangkut teknis produksi adalah kemampuan untuk menguasai cara,
prosedur, maupun teknik pengerjaan suatu produk baik barang maupun jasa.
Wirausahawan yang memiliki kemampuan teknis produksi lebih mudah menggerakan
sumber daya (resources) yang ada guna mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
2.
Kemauan (Willingness)
Seorang wirausahawan
yang telah memiliki dan menguasai kemampuan baik manajerial maupun teknis
produksi bisa tidak berarti bila ia tidak memiliki “kemauan” untuk
menjalankannya. Antara kemauan dan kemampuan haruslah berinteraksi satu dengan
yang lainnya, dan keduanya secara resultant akan mendorong diri seorang
wirausahawan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kemauan berprestasi
sering disebut juga sebagai motivasi, dari kata dasar “motive” yang diartikan
sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai
tujuan tertentu.
Untuk mengenal lebih
dekat tentang pribadi dan berbagai motif yang mempengaruhi prestasi kerja
seseorang terutama seorang wirausahawan, baik kita mencoba mengikuti program
pelatihan pengembangan motivsi berprestasi motivasi maupun yang dikembangkan
oleh David C. Mc. Clelland dari Harvard University Amerika. Metode yang
digunakan adalah metode belajar melalui pengalaman, artinya bila Anda ingin
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari pelatihan ini, Anda harus
berminat besar untuk mengenal diri Anda sendiri serta berkeinginan untuk untuk
mempelajari bagaimana cara meningkatkan motif berprestasi. Tujuannya agar Anda
dapat memperbaiki dan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari hasil pribadi
Anda sendiri.
Selama pelatihan
berlangsung, instruktur akan menjadi partner Anda yang akan membantu Anda
menggunakan buku dan bahan-bahan pelatihan. Instruktur akan membantu Anda
menafsirkan pola pemikiran dan tindakan Anda sendiri, sehingga Anda bisa
memperoleh informasi baru tentang diri anda.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
:
1. Motivasi berprestasi sangat
diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya, karena dengan
memiliki motivasi berprestasi dalam manjalankan wirausaha seorang wirausahawan
akan mampu berfikir inovatif, dan kreatif.
2.
Beberapa
cara untuk mengembangkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain:
·
Dengan
paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat memaksa. Pada
awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada rasa takut apabila menolak
tugas tersebut. Metode ini sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada
orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya
· Dengan persuasif (persuasion)
melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat dan atas kemauan
sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk
menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang kewirausahaan.
· Dengan stimulasi (stimulation)
melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif
sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Metode stimulasi ini akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah
memahami permasalahan kewirausahaan.
·
Belajar
dari konsep 3M
Ø Mulai dari yang kecil
Ø Mulai dari diri sendiri
Ø Mulai saat ini juga
0 komentar:
Posting Komentar